1.
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
itu mempunyai dua sifat sekaligus yaitu bersifat sistematis dan
sistemis.Sistematis dapat diartikan bahwa bahasa tersusun menurut pola, tidak
secara acak dan sembarangan.Sedangkan sistemis dapat diartikan bahwa bahasa
bukan merupakan sistem tunggal, bahasa tersusun dari beberapa sub-sub sistem
yang tiap bagiannya tersusun juga menurut pola.
2.
Bahasa sebagai lambang
Lambang menandai
sesuatu yang lain secara konvensional, tidak secara alamiah dan langsung.
Karena itu lambang sering disebut bersifat arbiter.Arbiter adalah tidak adanya
hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan yang
dilambangkannya.Kegiatan manusia hampir tidak pernah terlepas dari namanya
lambang seperti alat komunikasi verbal atau bahasa.
3.
Bahasa adalah bunyi
Menurut
Kridalaksana (1983:27) bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari
getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan
udara.Bunyi bahasa atau bunyi uajaran (speech sound) adalah satuan bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia yang di dalam fonetik diamati sebagai “fon”
dan di dalam fonemik sebagai “fonem”.
4.
Bahasa itu
bermakna
Oleh
karena lambang-lambang itu mengacu pada sesuatu konsep, ide, atau pikiran, maka
dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna.Makna yang berkenaan dengan
morfem dan kata disebut makna leksikal; yang berkenaan dengan frase, klausa,
dan kalimat disebut makna gramatikal; dan yang berkenaan dengan wacana disebut
makna pragmatic, atau makna konteks.
Kata
bisa memiliki dua makna berbeda yaitu bermakna “dapat” dan “racun”, hal ini
termasuk makna leksikal. Kakek tidak dapat membaca, kalimat ini dapat memiliki
banyak makna yaitu karena sudah tua, karena buta huruf, karena bacaan
menggunakan bahasa internasional dan sebagainya hal ini merupakan makna
gramatikal.
5.
Bahasa itu arbiter
Arbiter
adalah tidak adanya hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan
yang dilambangkannya.Kata arbiter diartikan sewenang-wenang, berubah-ubah,
tidak tetap, mana suka.Ferdinand de Saussure (1966:67) dalam dikotominya membedakan
apa yang disebut signifiant dan signifie. Signifiant adalah lambang bunyi itu,
sedangkan signifie adalah konsep yang dikandung oleh signifiant.
Menangis
merupakan lambang bahasa namun menangis memiliki konsep arti mengeluarkan air
mata dan suara teriakan dalam perasaan kesedihan atau kebahagiaan, mengeluarkan
air mata dan suara teriakan karena sedang mengiris bawang merah atau terkena
debu, dan dapat juga digunakan untuk meminta sesuatu oleh bayi kepada ibu atau
oleh hamba Allah kepada Sang Pencipta.
6. Bahasa itu konvensional
Semua
anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konfensi bahwa lambang tertentu itu
digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.Jadi kalau kearbiteran bahasa
pada hubungan antara lambang-lambang bunyi dengan konsep yang dilambangkannya,
maka kekonfensionalan bahasa terletak pada kepatuhan para penutur bahasa untuk
menggunakan lambang itu sesuai dengan konsep yang dilambangkannya.Misal bahasa
karma alus dalam kata “dahar” semua masyarakat Jawa menggunakan kata dahar
untuk ditujukan kepada orang yang lebih tua atau memiliki pangkat tinggi.
7.
Bahasa
itu produktif
Kata
produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktif “
banyak hasilnya” atau lebih tepat “terus menerus menghasilkan” lalu, kalau
bahasa itu dikatakan produktif, maka maksudnya, meskipun unsur-unsur itu
terbatas, tapi dengan unsur-unsur dengan jumlahnya yang terbatas terdapat di
luar satuan-satuan bahasa yang jumlahnya yang tidak terbatas, meski secara
relative sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa.
8. Bahasa itu unik
Unik
artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain.
Lalu, kalau bahasa dikatakan bersifat unik., maka artinya, setiap bahasa
mempunyai cirri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas
ini bisa menyangkut sistem bunyi , sistem pembetukkan kata, sistem pembentukkan
kalimat, atau sistem-sistem lainnya.
Salah
satu keunikkan bahasa Indonesia adalah bahwa tekanan kata tidak bersifat
morfemis, melainkan sintaksis. Maksudnya, kalau pada kata tertentu di dalam
kalimat kita berikan tekanan, maka makna itu tetap.Yang berubah adalah makna
keseluruhan kalimat.
9.
Bahasa
itu universal
Bahasa itu bersifat universal artinya, ada ciri-ciri yang sama yang
dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Ciri-ciri yang universal ini
merupakan unsur bahasa yang paling umum, yang biasa dikaitkan dengan ciri-ciri
atau sifat-sifat bahasa lain. Karena bahasa itu berupa ujaran, maka ciri
universal dari bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi
bahasa yang terdiri dari vocal dan konsonan.
10. Bahasa itu dinamis
Karena
keterkaitan dan keterikatan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam
kehidupannya dalam manusianya kegiatan manusia tidak tetap dan tidak berubah,
maka bahasa itu juga menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi tidak
statis.Karena itulah, bahasa itu disebut dinamis.
11. Bahasa itu bervariasi
Setiap
bahasa digunakan oleh sekelompok orang yang termasuk dalam suatu masyarakat
bahasa. Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari ber bagai orang
dengan berbagai status sosial dan berbagai latar belakang budaya yang tidak
sama. Oleh karena itu, karena latar belakang dan lingkungannya yang tidak sama,
maka bahasa yang mereka gunakan menjadi bervariasi atau beragam, dimana antara
variasi atau ragam yang satu dengan yang lain sering kali mempunyai perbedaan
yang besar.
12.
Bahasa
itu manusiawi
Alat
komunikasi manusia yang namanya bahasa, adalah bersifat manusiawi, dalam arti
hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia.
13. Bahasa
sebagai interaksi sosial
Bahasa
sebagai interaksi sosial artinya manusia tidak dapat berhubungan sendiri tanpa
adanya lingkungan fisik yang mendukung. Dengan adanya interaksi tersebut, maka
manusia akan dapat bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat dan mengetahui
hubungan yang ada di masyarakat.
No comments:
Post a Comment