Indah Dunia
Keindahan taman kini seakan berbalut asap abuSenja di sepanjang taman
terlihat begitu sesak
Memulainnya baru setengah
jam yang lalu
Dan api masih berdiri bermahkota
bagai bulu merak
Perempuan samar dibalik api.
Meluluhkan air mata yang jarang terbuang sia-sia
Berbalut hijab memberi makan si lahap bukan merapi.
Hanya abu yang berbekas terbang tanpa dosa
Entah angin kan tetap dan
selalu sombong
Mematikan api menghapus
rindu
Mengertilah alam tak
pernah berbohong
Saat kenangan yang
membekas bukan lagi dirimu
Biarlah hidupku sejalan lurus dengan kertas
Memberikan tempat seseorang untuk berpuisi
Menyisihkan makna yang berbekas
Membantu insan-insan menghapus sedih
: Aku tak pernah berfikir
akan lagi menemukan penggantimu. Saat tanggal menetapkan kamu harus tinggal
bersama Tuhan di Nirwana sana. Ketika itu juga prinsip kesucian hati melekat
pada diri. Tentu aku tidak berkasih lagi. Kesepian? Aku tak pernah merasa
kesepian. Karena Allah dan makhluknya selalu menemaniku di kala suka duka. Iri?
Ingin berpacaran? Tidak! Aku ingin cepat wisudha saja kali ini. Tidak bisa move
on? TIDAK juga! Aku tetap tidak berkasih selain Tuhan. Merindukanmu sama halnya
kenangan. Esok lusa tanpa kenangan namun tetap mengenang. Tak pantas memikirkan
yang lama. Bersama tuhan dirimu kan lebih bahagia. Walau Ibuku berharap
secepatnya mendapat sosok menantu. Bukan dirimu lagi. Bahagiamu Nirwana bukan
aku. Setidaknya aku menunggu reinkarnasimu. Tidak! Aku menunggu jodohku saja.
Lelaki yang menerima adanya diriku layaknya kamu....
No comments:
Post a Comment