Sejak novel Love Butterfly milik
saya terbit tahun 2014 lalu, perasaan sedih lantaran kecewa isi novel LB kurang
memuaskan pun mendera di dalam hati penulis. Walaupun begitu Alhamdulillah,
beberapa puluh teman yang telah membaca mengancungkan jempol dan bangga atas
lahirnya LB (pembaca hanya kaum awam bukan sastrawan/wati). Terima kasih
reader. Selain jempol ada juga kritikan. Ya, kritik demi kritik muncul dari
sastrawan tua. Alhamdulillah lagi selalu aku terima dengan senyuman. Memang
benar bila dipikir lagi tulisan demi tulisan masih banyak yang berbentur tidak
beraturan.
Kuakui memang ku salah (malah
nyanyi), makadari itu aku bertekad menulis lagi. Menulis yang lebih baik, yang
mampu mengambil hati pecinta buku, yang mampu mengambil jiwa penerbit besar contoh
Gramed or Bentang. Okay judul fix, kerangka karangan, hingga sinopsis awal
sudah terkarang. Akhirnya hari demi hari aku nongkrong di depan laptop. Di
bawah lampu yang terang benderang aku mengirim ide-ide agar bisa bertelur.
Bulan nopember sudah dapat 138
halaman, hasil yang cukup-cukup memuaskan loh, cukup, oke. Dan bulan Januari di
kota Bandung, laptop pun hilang disabet orang.. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....
Tidaaak.... Selain novel yang sudah akan fix, di dalam laptop ada banyak puisi
dan cerpen... Pulang-pulang dari Bandung. Sudah tenang tenang masih ada
komputer di rumah.
Setelah pikiran tenang dan ide
ide di dalam otak pun jalan aku melanjutkan cerita di dalam novel nelayan
tersebut. A.. yabegitulah di komputer hanya baru ada 46 halaman. Ngenest... oke
masih hafal jalan cerita lanjut terus..
Sekitar bulan Juni, teman
sekelasku namanya Bagus abis dapat hadiah dari DKJ 2015, novelnya menang
sayembara. Masih ingatkan DKJ 2014 hayo siapa yang belum punya Kambing Dan
Hujan?? Next, lanjut cerita di Bulan Juni itu pun si komputer ngadat kebanyakan
beban. Dan alhasil harus diservis. Hari itu pas dengan acara launching bukunya
si Bagus. Jadi gak bisa dateng deh... padahal di kudus gitu kan jarang-jarang
ya.. Berharap tinggal di kota besar ya jadi bisa ikutan launching
penulis-penulis besar seperti Dee, Windy, Tere, Bang Dika... ayasudah.
Berangkat ke tukang servis, aku
bilang paling software nya hilang mas instalin windows aja mas. Setelah pulang
eh dapat sms dari mas nya si tukang servis.
“mbak, drivernya rusak semua data
hilang, beli drivernya 2Gb tambah biaya ya”
“apa?”
“tambah biaya mba”
Bukan biaya yang dipermasalahkan,
tetapi data apalagi si novel dan aku pun belum sama sekali mengkopynya.
Tidaaaakk... inilah hidup terberatku.. hidup tanpa cinta pun tak masalah tapi
tanpa naskah novel hidup berasa lebih berat. Bayangin aja kamu sudah mengandung
anak tetapi keguguran. Amit amit tidak tidak semoga tidak terjadi.
Lebih menyedihkan lagi kalau
bertemu teman-teman dan dosen kesayangan Irfai dan akhirnya menyapaku dengan “
Swasta mana novel terbarunya sudah jadi belum??”
Mati aja deh, mati mati... Hari
ini aku menulis ini dan ini Laptop terbaruku. Semoga semoga lancar untuk
kedepannya dan cepat lahir. Ini sekedar cerita tersedih Swasta. Aku menulis
bukan untuk terkenal di antaramu tetapi terkenal di ingatanku. Terima Kasih, Swastisoed juga mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 2015
No comments:
Post a Comment