Friday, February 14, 2014

KUDUS - SEMINAR NASIONAL 2014


HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
 PRESENT
SEMINAR NASIONAL 2014

Internalisasi Pembelajaran Anak
Melalui Pendekatan Scientific Pada Kurikulum 2013 

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2006). Kurikulum 2013 adalah kurikulum penyederhanaan dari KTSP.  Dalam kurikulum 2013 ini dirancang untuk menumbuhkan pola pikir yang mandiri para peserta didik dalam mencari dan menemukan sendiri permasalahan, sehingga mereka dapat memahami dan memecahkan permasalahan yang dia temukan sendiri.
Komponen-komponen yang ada di dalam kurikulum 2013 ini jumlahnya sedikit dibandingkan komponen yang ada di dalam KTSP.  Karena, beberapa mata pelajaran yang ada di dalam komponen tersebut, diintegrasikan menjadi satu mata pelajaran yang nantinya akan dipelajari peserta didik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam proses pembelajaran, dimana satu mata pelajaran itu mencakup beberapa pelajaran yang lain, sehingga mereka tidak perlu mempelajari banyak pelajaran.
Kurikulum 2013 memiliki beberapa kompetensi yang menekankan pada kemampuan berkomunikasi, kemampuan berfikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan untuk mengerti serta toleran terhadap pandangan yang berbeda. Sejalan diawalinya penerapan  kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah, atau pendekatan saintifik, atau scientific aproach  menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian para pendidik.
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu banyak pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan sama artinya dengan metode.
Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatar belakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang  melandasi penerapan metode ilmiah. 
Pengertian penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya focus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya. Penerapan pendekatan ini menjadi tantangan guru melalui pengembangan aktivitas siswa yaitu mengamati, menanya,  mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Tujuh aktivitas belajar tersebut merupakan aktivitas dalam mengembangkan keterampilan berpikir untuk mengembangkan ingin tahu siswa.
Siswa diharapkan termotivasi untuk mengamati fenomena yang terdapat di sekitarnya, mencatat atau mengidentifikasi fakta, lalu merumuskan masalah yang ingin diketahuinya dalam pernyataan menanya. Dari langkah ini diharapkan siswa mampu merumuskan masalah atau merumuskan hal yang ingin diketahuinya. Langkah selanjutnya adalah memulai kegiatan inti pembelajaran dengan aktivitas  pengamatan. Siswa mengamati fenomena dalam bentuk video, gambar, kerangka pikir, teks, bahkan fenomena social maupun alam.  
Dalam pendekatan saintifik berarti guru tidak cukup berbekal buku teks kedalam kelas. Guru perlu selalu menyiapkan bahan pelajaran yang akan siswa amati sebelum melakukan aktivitas belajar. Pembelajaran menjadi kontekstual. Guru tidak memulai dengan memberitahu siswa sehingga guru tidak bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar. Apabila tindak lanjut dari pengamatan siswa berusaha menyingkap kedalaman phenomena dengan pertanyaan mengapa sehingga siswa mencaritahu untuk menemukan hal baru yang ingin diketahuinya maka guru dapat menerapkan metode inkuiri.
Siswa dapat menggunakan kata Tanya bagaimana setelah melakukan aktivitas mengamati, sehingga rasa ingin tahunya berkembang untuk mendalami proses kerja, maka boleh jadi guru menggunakan metode proyek untuk menghasilkan karya. Pembelajaran anak saat ini masih terkesan monoton jadul untuk mengembangkan pengetahuannya maka pembelajaran anak harus menggunakan pendekatan scientific tersebut.
Kualitas pendidikan kita yang berdasarkan survei Firma Pendidikan Peurson masih menempati ranking terbawah atau ke 50, sama dengan Brazil dan Meksiko, kiranya memang bisa didongkrak dengan perubahan kurikulum ini. Indonesia tentu berharap bahwa perubahan kurikulum adalah solusi yang benar, akan tetapi yang lebih penting dari semuanya adalah menyiapkan guru yang andal dan teruji, sehingga kualitas pendidikan kita akan menjadi semakin baik. Jadi perubahan kurikulum juga akan menjadi kurang bermakna jika mindset guru dan tindakan guru sebagai kunci keberhasilan pendidikan tidak memperoleh sentuhan program yang memadai. Makanya, melatih guru agar menjadi guru yang professional tetap menjadi prioritas bagi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.
Dari fenomena di atas, kami tergugah untuk mengadakan kegiatan Seminar Nasional dengan tema “Internalisasi Pembelajaran Anak Melalui Pendekatan Scientific Pada Kurikulum 2013. Dengan harapan memberikan bekal pengajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah/scientific terhadap kurikulum 2013 kepada guru di Indonesia khususnya daerah Kudus dan sekitarnya. Agar pendidikan tidak hanya menghasilkan anak didik yang menguasai keterampilan kognitif, namun keterampilan afektif dan psikomotorik yang berhubungan dengan pengetahuan sehingga siswa siap untuk menghadapi tantangan masa depan seperti, arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konfergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan.
DASAR KEGIATAN
Program Kerja HIMA PGSD Periode 2013/2014.
TUJUAN KEGIATAN
  1. Menciptakan kesadaran guru dalam keberhasilan pembelajaran di kelas.
  2. Mengimplementasikan pendekatan ilmiah ke dalam pembelajaran siswa pada pembelajaran kurikulum 2013.
  3. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir siswa sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.
  4. Mampu menerapkan  pendekatan scientific dengan mengkombinasikan metode - metode pembelajaran baru.
SASARAN
          Mahasiswa dan Umum yaitu Pendidik (guru dan dosen), Praktisi Pendidikan, Pemerhati Pendidikan.

WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari, tanggal : Sabtu, 5 April 2014
Tempat : Auditorium UMK
PEMATERI
Adapun pemateri yang mengisi Seminar Nasional yang akan kami laksanakan di Auditorium UMK adalah:
  • Dr. Seto Mulyadi, Psi, M. Psi (Kak Seto)
Ketua Umum Komisi Perlindungan Anak