Taraaaa.. kali ini aku mau ngenalin temenku nih namanya Herwin Widyatmoko... puisinya banyak banget... dan mau dishare buat kalian ....eh nampang dulu nih orangnyaa...
HANYA
DI BALIK KULIAH SYAIR TEMAN
Deru
tugas dimana-mana
Pelan
menjamah tak berhenti
Landaslah
harus waktunya
Nan
tanpa kecuali orang mana
Tugas
mengecam
Di
tengah hilir mudik pikiran
Di
tengah lalu-lalang godaan
Tengadah
menatap ke sana
Harap
mengharap hentinya jua
Lemas
kian beban di pundak
Beralih
pada raga tersendak
Menitih
jalan ke arah tujuan
Riyip-riyip
mata lengkaplah sudah
Lelah
. . . Lemah . . . Ringkih . . . Perih . . .
Di
depan pandang teman menghilang
Perpecahan
karna beban berita belum benarnya
Melebar
jarak gandengan tangan
Teman
jangan kau rasa hanya di luar
Renunglah
. . . runduklah . . .
Ada
yang salah dengan ini semua
SANDING MALAIKAT HATI
Hati
terasa indah begini
Sandinglah
malaikat hati
Prawakan
lugu bernaluri
Beban
hilang adanya suka cita
Seperti
halnya remora hiu
Bersama
apapun waktumu
Tetaplah
… jagalah itu
Malaikat
hati penghilang siksa
Sayap
rapuh jatuh di pelataran
Putih
lusuh berbalik namanya
Di
dalam indah tak kuasa menahan
Luar
tampak dalam tak menyangka
Sandinglah
malaikat hati
Iya…
iya…
Jawabnya
dengan pasti
Hanya
iya kata terucap
Pasti
sudah semua jalannya
Hilang
lenyap gundah nestapa
Malaikat
hati berkata
PARANG BERTUAN
Parang
bertuan….
Sepanjang
jalan derita orang
Begitu
simbol pasti miskin Negara
Tangis
jeritan disegala penjuru
Bah
batu kerikil tajam menawar
Kaki
lusuh bercak tanah dunia
Goreslah
sendiri badan lemasmu
Tak
kunjung datang uluran kaum atas
Semu
terlihat mereka tertawa lepas
Di
bawah rakyat parang bertuan
Parang
berkarat seiring jalan
Seiring
lusuh keringat menetes sudah
Retak
karatan pembuka fakta
Yang
di atas kursi Negara hanya berfoya-foya
Anggap
ini bunuh rakyatmu
Dengan
parang bertuan nyata negaramu
SAAT TERAKHIR
Tergoreskan
cerita kelam
Menghampiri
siang malamku
Tertepiskan
oleh kenyataan ini
Kesedihan
sampai kedalam mimpi
Berfikir
sejenak tuk jernihkan hati
Sedetik
termenung lampiaskan gelapnya emosi
Terpisah
oleh seonggok ruang hampa
Beratap
hamparan ladang kamboja
Berdiam
diri pada ruang abadi
Entah
kini apa yang terjadi
Semua
itu tak mungkin kembali
Hanya
goresan nisan pengingat perih